Skip to main content

Masyarakat Keluhkan Mahalnya Harga Tiket dan Tarif Parkir PRJ

Masyarakat Keluhkan Mahalnya Harga Tiket dan Tarif Parkir PRJ

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Even Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair Kamis (6/6/2013), sudah resmi dibuka. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, ajang tahunan di Jakarta sebagai salah satu rangkaian dari perayaan Hari Ulang Tahun Kota Jakarta ini selalu ramai dikunjungi masyarakat.
Jokowi Tengah Siapkan Konsep Baru PRJ Tahun DepanPantauan Warta Kota pada Kamis (6/6) sore, ribuan masyarakat sudah memenuhi semua area pelaksanaan Jakarta Fair, di PRJ Kemayoran, Jakarta Pusat. Banyak yang berbelanja, menikmati kuliner atau hanya sekadar melihat-lihat saja.
Di balik ingar-bingar meriahnya acara tersebut, ada hal-hal yang mengganjal beberapa pengunjung yang Warta Kota temui. Nolan Luthfi (42) misalnya. Warga Bintaro, Jakarta Selatan, ini prihatin dengan ajang Jakarta Fair yang tampak begitu komersil. Padahal, menurutnya, Jakarta Fair bisa menjadi ajang pestanya masyarakat Jakarta. Ia mencontohkan, tiket masuk seharga Rp. 25.000 yang ditetapkan penyelenggara pada week day (Senin-Jumat) dan Rp. 30.000 pada week end. Angka tersebut dikatakannya terlalu mahal.
"Seharusnya jangan dimahal-mahalin, ini kan pesta rakyat, dilaksanakan untuk memeriahkan ulang tahun Jakarta. Kalau sekarang saya lihatnya sudah komersial," katanya ditemui di lokasi Jakarta Fair.
Nolan pun memandang bahwa event Jakarta Fair kali ini, sudah melenceng dari tujuan dan esensi digelarnya acara ini. Hal tersebut, menurutnya, terlihat dari minimnya penyelenggara mengangkat budaya dan seni dari Jakarta. "Kalau menurut saya pengennya bener-bener jadi hiburan masyarakat Jakarta, banyak instrumen daerah dari DKI yang diangkat. Jangan terlalu dikomersilkan. Kalau judulnya Jakarta Fair harusnya lebih ngangkat budaya Jakarta agar masyarakat menjadi dekat," kata dia yang datang ke Jakarta Fair bersama keluarganya.
Nolan juga sangat sependapat dengan adanya wacana pemindahan Jakarta Fair, dari PRJ ke kawasan Monas serta menggratiskan event ini agar bisa dinikmati oleh kalangan luas. "Saya rasa memang lebih cocok di Monas. Dulu, sebelum di sini kan Jakarta Fair dilangsungkan di Monas. Enggak tahu kenapa kok jadi terkesan komersil seperti ini," ungkapnya.
Selain tiket masuk yang dinilai terlalu mahal, yang lebih mengejutkan lagi soal penetapan tarif parkir. Untuk sepeda motor, pengelola mengutipnya sebesar Rp. 10.000 dan tarif parkir mobil sebesar Rp. 20.000. Ketika ditemui, beberapa pengunjung pun kesal dengan penetapan tarif parkir yang menurut mereka 'sangat gila'. "Gila namanya, parkir resmi saja Rp. 10.000. Lebih mahal dari tarif parkir mall," kata Jauhan (22), seorang pengunjung usai memarkirkan sepeda motornya.
Soal harga berbagai barang yang dijual di event ini, terbilang cukup relatif. Di area penjualan kuliner, terpantau harga-harga yang disajikan peserta bervariasi. Wanti Hapsari (40), seorang pengunjung, mengaku menghabiskan sekitar Rp. 140 ribu ketika menikmati salah satu sajian kuliner bersama keluarganya yang berjumlah tujuh orang. "Cuma makan bakso, minum sama beli sedikit jajanan. Tapi ya relatif sih harganya. Ada yang mahal, ada yang murah. Kalau di event seperti ini biasanya kan memang mahal ya," kata dia.
Begitu juga di beberapa booth pakaian dan sepatu, harganya masih standard bahkan beberapa gerai memberikan diskon besar hingga 50 persen atau dengan melelang busana dengan harga lebih murah dari harga normal.
Ditambahkan Nolan Luthfi, pengunjung yang ingin membeli barang-barang yang dijual di Jakarta Fair ini, harus pandai-pandai dalam memilih dan membeli barang. "Tadi saya nanya harga sebuah jemuran baju, mahal banget. Di luar saja, yang mereknya bagus, cuma Rp. 1 juta. Tadi ditawarkan di sini Rp. 1,5 juta. Mereknya pun yang tidak bagus. Tapi untuk produk lain ada yang memang murah, contohnya helm yang saya beli ini. Tadi beli cuma Rp. 175.000, di luar mungkin harganya lebih. Jadi memang harus pandai-pandai saja kalau mau belanja di sini," ungkapnya.
PRJ merupakan ajang tahunan di Jakarta sebagai salah satu rangkaian dari perayaan Hari Ulang Tahun Kota Jakarta. Acara ini diadakan di areal PRJ Kemayoran dibuka mulai pukul 15.30 hingga 22.00 WIB (Senin-Kamis), pukul 15.30 hingga 23.00 WIB (Jumat) dan pukul 10.00 hingga 23.00 WIB (Sabtu-Minggu). Harga tiket untuk hari Senin-Jumat Rp 25 ribu, sedangkan hari Sabtu-Minggu serta hari libur Rp 30 ribu.

Comments

Popular posts from this blog

Tulisan Alquran 30 Juz

Tulisan Alquran 30 Juz Written by Administrator    Saturday, 17 November 2012 19:13 Al-Quran adalah kitab suci ummat Islam. Al-Quran 30 Juz ini adalah tulisan Arab Al-Quran dalam format Microsoft Word yang lengkap 30 Juz. Al-Quran 30 Juz ini memudahkan kita mengutip, menulis kembali atau untuk koleksi tulisan arab Al-Quran 30 juz. Kalau Anda suka atau dirasa cukup bermanfaat, silahkan beri tanda suka pada link facebook di bagian bawah. link download:   30 Juz.zip (503kb) ::   Download Disini

Cara Agar Rumah Tangga Selalu Harmonis

10 Tips Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Buang jauh-jauh pemikiran bahwa menikah muda akan sulit untuk berjalan langgeng! Asalkan orang itu memahami tips-nya, pasangan yang telah menikah di usia muda mampu menjaga keharmonisan rumahtangganya dan senantiasa menjadi pasangan yang abadi. Untuk pasangan muda, berikut artikel penting tentang, “10 Tips yang Menjaga Keharmonisan Rumahtangga”, yaitu: 1. Jangan Pelit Mengatakan “Aku Cinta Kamu” Ada perempuan muda bersuami, apabila dia mengirimi suaminya pesan, di akhir kalimat pada setiap SMS-nya, perempuan muda itu selalu bilang, “Aku Cinta Kamu”. Sekarang cobalah anda terapkan pada pasangan anda. 2. Jadilah Pasangan yang Intim Untuk pasutri mempererat hubungan merupakan modal awal dalam rangka membangun rumahtangga agar selalu harmonis. Kompak, rukun, serta selalu bekerjasama merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap individu dari pasangan. Begitu juga intim saat di tempat tidur. Disinyalir, pasangan suami...

Prabowo Sindir Wiranto di Film Sang Patriot

TEMPO.CO ,  Jakarta --Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra membela diri atas tudingan menjadi dalang dalam kerusuhan Mei 1998. Pembelaan diri dilakukan bekas Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ini melalui film dokumenter berjudul 'Sang Patriot' yang diproduksi partainya. Salah satu bagian film yang berdurasi sekitar 30 menit ini menggambarkan kerusuhan yang melanda Jakarta dan krisis politik yang terjadi pada Mei 1998 lalu. Mahasiswa menggelar demonstrasi besar-besaran menuntut Presiden Soeharto mundur. Mereka berhadapan langsung dengan aparat bersenjata. Kala itu Prabowo adalah Pangkostrad. "Tidak bisa dipungkiri bahwa di balik kerusuhan ini masih ada sejumlah pertanyaan yang belum bisa dijawab," kata penulis buku Politik Huru Hara Mei 1998, Fadli Zon, dalam testimoninya di film tersebut. "Misalnya, kenapa aparat keamanan tidak mampu untuk mengendalikan (kerusuhan)?" Menurut Wakil Ketua Umum Gerindra ini, Panglima ABRI saat ...