Liputan6.com, Brasilia : Delapan tim peserta Piala Konfederasi yang digelar di Brasil 15-30 Juni 2013 adalah tim juara di masing-masing benua yang diklasifikasikan dalam bentuk zona. Para pemain dari setiap tim hampir bisa dipastikan terdiri dari para pesepakbola profesional yang berlaga di klub-klub top. Kecuali skuat Timnas Tahiti.
Para personel Timnas Tahiti yang menjadi juara di Zona Oceania 2012 itu tak semua berasal dari kalangan profesional sepak bola. Bahkan ada yang mempunyai profesi jauh dari urusan sepak bola. Menurut sang pelatih, Eddy Etaeta beberapa pemainnya memang tidak fokus bermain bola. Bahkan ada personelnya yang sehari-hari bekerja serabutan tak terkait sama sekali dengan dunia sepak bola.
"Kami memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda, tapi sembilan pemain timnas adalah pengangguran. Beberapa dari mereka ada yang kurir, sopir truk, dan ada juga yang guru olahraga, atau sebagai akuntan," ujar Eddy sang pelatih Timnas Tahiti yang berjuluk Fenua itu.
"Kami juga memiliki pemain (Teheivarii Ludivion) yang bangun pukul 04.30 pagi untuk pergi ke gunung," ujar Etaeta menjelaskan.
"Dia adalah pendaki gunung. Tapi dia akan memanjat apa saja. Dia memanjat pohon kelapa, memanjat apa pun. Lalu dia datang ikut berlatih. Itulah kesehariannya. Dia memanjat pohon kelapa dan menjadi gunung," ungkap Eddy Etaeta.
Ludivion bahkan diketahui memperoleh income keuangan dari badan konservasi di Tahiti. Kondisi itu jauh berbeda seperti kapten Timnas Tahiti Marama Vahirua yang berstatus sebagai pemain klub Ligue 1 Nancy di Prancis.
Sang pelatih menjelaskan memang ada jurang yang amat lebar antara pemain amatir dan profesional yang ada di Timnas Haiti. Namun Etaeta telah menjelma menjadi sosok ayah bagi para pemain timnas yang mampu mengayomi semua pemain. Etaeta telah mengenal para pemainnya sejak mereka masih berusia 12-13 tahun.(TS/*)
Comments
Post a Comment
Thank You
Admin.